Mengapa Banyak Orang Masih Ingin Donald Trump Jadi Presiden AS meski Kontroversial?

mengapa banyak orang masih ingin donald trump jadi presiden as meski kontroversial?

Donald Trump dalam pemilihan pendahuluan di New Hampshire, AS, 23 Januari 2024.

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Donald Trump telah memantapkan keunggulannya pada jajak pendapat pendahuluan Partai Republik tahun 2024.

Pada gilirannya, Trump bahkan untuk sementara ini telah memenangkan pemilihan calon presiden (capres) dari Partai Republik yang digelar di dua negara bagian, yakni Iowa dan New Hampshire.

Di New Hampshire, Trump berhasil mengalahkan pesaingnya, yakni mantan Duta Besar AS Nikki Haley.

Hasil itu pun membuat peluang Trump untuk maju lagi dalam Pilpres AS 2024 melawan Joe Biden dari Partai Demokrat semakin terbuka.

Lantas, mengapa banyak orang masih ingin Donald Trump menjadi Presiden AS?

Donald Trump nyatanya pernah dimakzulkan sebanyak dua kali saat masih mengusai Gedung Putih.

Ia pun telah tercatat menjadi mantan Presiden AS pertama yang menghadapi dakwaan kriminal.

Pada Maret tahun lalu, Dewan juri New York memilih untuk mendakwa Trump terkait pemberian uang suap untuk membungkam seorang bintang porno, Stormy Daniels.

Dukungan untuk upaya kembalinya Trump tampaknya didorong sebagian oleh para pemilih yang menyatakan akan memberikan suara untuknya bahkan jika sang politikus menghadapi tuntutan pidana tambahan.

Dalam jajak pendapat ABC News/Washington Post yang dirilis pada awal Mei 2023, sebanyak 51 persen dari 1.006 orang dewasa yang disurvei menyebutkan Trump sebagai calon presiden AS dari Partai Republik tahun 2024, dibandingkan dengan 25 persen untuk lawan terdekatnya, Gubernur Florida Ron DeSantis.

Dan, ketika memasukkan ke arah mana orang dewasa yang belum memutuskan akan condong, sebanyak 49 persen mengatakan bahwa mereka bakal mendukung Trump dalam Pilpres AS 2024 untuk melawan Presiden Joe Biden, dengan 42 persen responden mendukung Biden.

Pendukung Trump, termasuk mereka yang menganggap ia telah melanggar hukum, juga mengatakan bahwa mereka akan cenderung memilihnya.

Bahkan, beberapa di antara mereka yang mendukung, nyatanya punya pendapat Trump harus menghadapi tuntutan pidana dalam penyelidikan atas upayanya untuk membatalkan hasil Pemilu AS 2020.

Untuk diketahui, survei oleh ABC News/Washington Post itu dilakukan sebelum juri memutuskan bahwa Trump bertanggung jawab dalam kasus yang diajukan oleh E. Jean Carroll.

Penulis itu telah menggugat Trump pada 2019 karena meremehkan klaimnya bahwa Trump telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya di ruang ganti department store pada tahun 1990-an.

Wawancara lanjutan dengan beberapa responden jajak pendapat juga mengindikasikan bahwa masih ada dukungan yang tampaknya tak terhindarkan untuk Donald Trump dari sebagian kecil anggota Partai Republik, terlepas dari skandal dan kekalahannya dalam Pilpres AS 2020.

Seorang mahasiswa, Rebecca (19) mengatakan kepada ABC News, bahwa ia sebenarnya memiliki kekhawatiran tentang segala sesuatu tentang Trump, termasuk terjerat dalam kasus penyimpanan dokumen rahasia negara dan tuduhan-tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan.

Meski begitu, ia mengaku, tetap akan memilih Trump meski ia didakwa.

“Oarena ia mungkin orang yang buruk, tapi ia adalah presiden yang baik,” kata dia.

Ketika didesak apakah dia memiliki kekhawatiran tentang memiliki seorang penjahat sebagai pemimimpin negara -jika Trump dihukum-, Rebecca mengatakan dia akan mempertimbangkan siapa yang akan mencalonkan diri untuk melawannya.

Namun ketika ditanya siapa yang bisa mencalonkan diri untuk melawan Trump yang akan membuatnya mempertimbangkan kembali pilihannya, ia menjawab, “Sejujurnya, saya tidak yakin”.

Sentimen tersebut juga muncul dalam tujuh percakapan dengan orang-orang yang menanggapi jajak pendapat ABC News/Washington Post. Di mana, mereka mengatakan tuduhan kriminal tidak akan menjadi faktor penentu dalam memutuskan siapa yang akan dipilih tahun depan.

Seorang warga AS, Sherry (56), menuduh Trump mencoba untuk menyuap para pejabat ketika ingin mengubah proses pemilihan lalu.

Namun, dia mengatakan bahwa politisi lain juga “penjahat dan kriminal” dan bahwa dia tidak dapat memaksa dirinya untuk memilih Biden dalam Pilpres AS 2024.

“Tidak ada yang tersisa. Setidaknya dia memiliki pekerjaan dan semuanya berjalan, Anda hanya perlu menyingkirkan banyak komentarnya dan sebagainya,” katanya tentang Trump.

“Sejak Biden menjabat, saya mengalami kesulitan besar. Saya harus mendapat bantuan dari adik laki-laki saya, anak-anak saya, dan saya tidak suka itu,” kata Sherry.

“Saya tidak perlu mendapatkan semua bantuan itu ketika Trump masih menjabat. Sejak Biden menjabat, setiap bulannya saya merasa, apakah saya akan berhasil? Jika rumah saya tidak dibayar, saya tidak akan berhasil,” keluhnya.

Komentar-komentar tersebut mencerminkan hasil yang lebih besar dari jajak pendapat.

Di mana, orang dewasa Amerika mengatakan dengan selisih 54-36 persen bahwa Trump melakukan pekerjaan lebih baik dalam menangani ekonomi ketika dia menjabat sebagai presiden daripada yang dilakukan Biden dalam masa jabatannya sejauh ini.

Penilaian itu bahkan muncul ketika Biden berupaya cepat melakukan pemulihan negara sejak dimulainya Covid-19, termasuk pengangguran yang rendah, meskipun inflasi terus-menerus tinggi.

Responden lain menyampaikan keluhan terkait kebijakan luar negeri Biden, seperti penggunaan ajudan internasional, sembari memuji retorika Trump dalam membatasi keterlibatan di luar negeri.

Alice Castaneda, seorang wanita berusia 58 tahun yang tinggal di Texas, mengatakan dalam survei awal, bahwa dia mengidentifikasi dirinya sebagai sangat liberal, tetapi “selalu menginginkan Trump”.

Ia melihat Biden melakukan lebih banyak hal untuk negara lain.

“Dan bagi kami, kami miskin di Texas,” ucapnya.

Percakapan dengan para responden menunjukkan bahwa kekhawatiran ekonomi seperti itu juga membantu Trump mendapatkan dukungan di antara kelompok-kelompok yang biasanya tidak mendapat dukungan dari Partai Republik.

Sebanuak 27 persen responden kulit hitam dalam jajak pendapat ABC News mengatakan bahwa mereka akan memilih Trump, yang menandai lonjakan dari 12 persen dukungan yang dia menangkan pada tahun 2020.

Sedangkan 43 persen orang Hispanik mengatakan bahwa mereka pasti atau mungkin akan mendukung Trump atau condong ke arah itu, yang akan meningkat dari 32 persen dukungan yang dimenangkannya pada 2020.

Responden kulit hitam dan Hispanik yang kemudian berbicara dengan ABC News mengatakan, akan sulit bagi Trump untuk berhubungan dengan pemilih kulit berwarna.

Namun, mereka menepis anggapan dari para pengkritik Trump bahwa komentar-komentar Donald Trump di masa lalu mengenai imigran dan anggota parlemen kulit berwarna adalah rasis.

“Apa yang Trump katakan tentang beberapa orang kedengarannya agak kasar. Dan saya, yang berasal dari latar belakang Hispanik, merasa itu kasar,” kata Kayla Gonzalez, warga Philadelphia berusia 32 tahun.

“Namun saya menemukan bahwa dia melakukan hal yang benar. Saya pikir mereka harus mencoba datang ke sini secara legal,” ucapnya.

“Pria itu telah menjadi jutawan sepanjang hidupnya, dia terbiasa dengan standar tertentu. Jadi, agak sulit untuk memahami apa yang dialami oleh orang yang berada di bawah ketika Anda selalu berada di atas,” tambah Tommy Miller, seorang pengemudi truk kulit hitam dari Georgia yang menyesalkan kenaikan harga gas di masa lalu.

“Saya menyukai pria itu (Trump) karena dia melakukan banyak hal yang baik,” ucapnya.

News Related

OTHER NEWS

Ketua TPN Minta Kampanye Ganjar-Mahfud Dipenuhi Lautan Manusia

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid ditemui di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) sesaat sebelum penutupan Rakernas IV PDI-P. JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Hasil Survei Terakhir Jelang Kampanye Capres 2024,Prabowo Unggul versi 5 Lembaga,Ganjar di LPI

TRIBUN-TIMUR.COM – Hasil survei terbaru lembaga survei calon presiden-wakil presiden RI jelang kampanye terbuka. Dari tujuh lembaga survei, dominan unggulkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketiga pasangan calon presiden kini berebut elektabilitas ... Read more »

Pecahkan Banyak Rekor, Red Bull Harus Bayar Mahal Pendaftaran F1 2024

Tim yang bermarkas di Milton Keynes ini menampilkan salah satu performa paling dominan dalam sejarah F1 musim ini, dengan para pembalapnya memborong 21 kemenangan dari 22 balapan. Ia mengamankan kedua ... Read more »

PROMO Indomaret andamp Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus,Sensodyne Rp24.900

TRIBUN-BALI.COM – PROMO Indomaret & Superindo Besok 29 November 2023: White Koffie Harga Khusus, Sensodyne Rp24.900 Berikut ini adalah Katalog Promo Indomaret dan Superindo untuk besok hari Rabu, 29 November ... Read more »

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar - Mahfud, Begini Profilnya

Finsensius Mendrofa Masuk Tim Deputi Hukum TPN Ganjar – Mahfud, Begini Profilnya jpnn.com, JAKARTA – Pengacara Finsensius Mendrofa resmi ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) ... Read more »

Indosat Caplok 300.000 Pelanggan MNC Play

Ilustrasi MNC Play KOMPAS.com – Operator seluler Indosat Ooredoo Hutchison (IOH atau Indosat) menyelesaikan proses akuisisi pelanggan PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) pada Senin (27/11/2023). Ada sebanyak 300.000 pelanggan ... Read more »

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan

Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia, Sempat Alami Kecelakaan Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air, Bunda. Pelawak yang tergabung di Srimulat, Eko Londo meninggal dunia di usia 66 ... Read more »
Top List in the World