TRIBUNMANADO.CO.ID – Profil Muhamed bin Salman (37), Putra Mahkota kerajaan Arab Saudi yang dikabarkan berniat membeli klub Liga INggris, Manchester United.
Muhamed bin Salman dikenal juga dengan nama MBS. Orang-orang Barat menyingkat namanya menjadi MBS.
Muhamed bin Salman lahir pada 31 Agustus 1985.
Muhamed bin Salman adalah putra mahkota kerajaan Arab Saudi sejak 2017.
Sebelum ditunjuk sebagai Putra Mahkota, Muhamed bin Salman menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi sejak 2015.
Mohammed bin Salman adalah putra Raja Saudi Salman bin Abdulaziz dan istri ketiganya Fahdah binti Falah bin Sultan.
Sejak berusia muda, Mohammed bin Salman tertarik pada pemerintahan dan mengikuti jejak ayahnya sebagaimana dilansir Britannica.
Muhamed bin Salman menyelesaikan studi di Universitas King Saud di Riyadh, Arab Saudi, pada 2007 dengan gelar sarjana hukum.
Dengan tujuan mempromosikan kewirausahaan di Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman mendirikan sejumlah perusahaan dan organisasi nirlaba.
Pada 2009, Mohammed bin Salman menjadi penasihat formal untuk ayahnya, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Riyadh.
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhamed bin Salman Akan Beli Manchester United dan Liverpool. (Twitter)
Ketika Salman naik takhta setelah Raja Abdullah wafat pada 2015, Mohammed bin Salman kemudian ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi.
Dalam hitungan bulan, Mohammed bin Salman lantas melancarkan intervensi militer yang agresif dalam perang saudara di Yaman, yang berlangsung hingga hari ini.
Mohammed bin Salman penguasa de facto Arab Saudi
Pada Juni 2017, Mohammed bin Salman resmi diangkat sebagai putra mahkota. Tak butuh waktu lama, dia langsung tancap gas untuk mengejar tujuannya.
Pada November 2017, puluhan pangeran Arab Saudi, pemimpin bisnis, dan pejabat senior ditangkap. Manuver itu dilakukan dengan dalih sebagai upaya anti-korupsi.
Namun, karena orang-orang yang ditahan adalah beberapa tokoh terkaya dan paling kuat di Arab Saudi, banyak pengamat menduga tujuan sebenarnya dari manuver Mohammed bi Salman adalah untuk mengamankan kekuasaannya.
Sebagian besar orang yang ditahan akhirnya dibebaskan meski balasannya adalah melepaskan sebagian kendali bisnis mereka kepada negara atau membayar miliaran dollar AS.
Melansir Forbes, meski Raja Salman adalah Raja Arab Saudi, Mohammed bi Salman-lah yang secara de facto menguasai Arab Saudi.
Mohammed bin Salman juga menjadi menjadi tumpuan di mana geopolitik Timur Tengah bergerak untuk generasi berikutnya.
Namanya juga mencuat tatkala menginisiasi penawaran umum perdana (IPO) saham raksasa minyak Aramco di lantai bursa Tadawul, Arab Saudi.
Hingga akhirnya pada 2019, Aramco melantai di bursa Tadawul dengan meraup 25,6 miliar dollar AS.
Mohammed bin Salman juga sempat masuk dalam daftar Orang Berpengaruh di Dunia pada 2018 versi Forbes dan Pengubah Game Global pada 2017 versi Forbes juga.
Mohammed bin Salman dan Newcastle United
Nama Mohammed bin Salman tengah menjadi pembicaraan setelah Klub Premier League, Newcastle United, resmi diakuisisi oleh Konsorsium Arab Saudi.
Konsorsium itu melibatkan Public Investment Fund atau Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi, PCP Capital Partners, dan Reuben Brothers.
Proses akuisisi Newcastle United tersebut mendapat dukungan dari MBS setelah sempat terhenti pada tahun lalu.
Profil Muhamed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi yang Akan Beli Man United. Pemilik Newcastle United. (via Soccer Antenna)
Melansir situs resmi PIF, dana investasi publik tersebut dipimpin sekaligus dibimbing oleh Mohammed bin Salman.
Kekayaan Mohammed bin Salman
The Sun melaporkan, kekayaan bersih yang dimiliki Mohammed bin Salman diperkirakan sekitar 13 miliar poundsterling atau setara Rp 251 triliun.
Namun, di belakang Mohammed bin Salman, keluarga Kerajaan Arab Saudi diyakini memiliki kekayaan sebesar 1,3 triliun poundsterling atau Rp 25.167 triliun.
Jumlah kekayaan tersebut melampaui produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2020 yakni Rp 15.434 triliun.
Sebagai perbandingan, kekayaan bersih Keluarga Kerajaan Abu Dhabi diyakini sekitar 500 miliar poundsterling atau sekitar Rp 9.679 triliun.
Kontroversi Mohammed bin Salman
Pada Oktober 2018, seorang jurnalis cum kolumnis The Washington Post, Jamal Khashoggi, dibunuh dan dimutilasi di dalam gedung Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Di balik pembunuhan Khashoggi, nama Mohammed bin Salman santer diberitakan dan dituding mengatur pembunuhan tersebut.
Khashoggi adalah jurnalis asal Arab Saudi yang sangat dihormati. Saat tinggal di AS, dia kerap melancarkan kritik terhadap Mohammed bin Salman.
Pembunuhan Khashoggi membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berang dan memimpin protes terhadap pembunuhan yang dilakukan di tanah Turki.
Pembunuhan Khashoggi juga mengundang keprihatinan internasional tentang kedaulatan negara dan hak asasi manusia (HAM).
Meski keluarga kerajaan terus berkilah atas peristiwa itu, namun citra Mohammed bin Salman di luar negeri telah ternoda.
Selain itu, Mohammed bin Salman dianggap sebagai arsitek perang di Yaman, yang memicu kelaparan dan krisis kemanusiaan di sana.
Direktur Human Rights Watch Sarah Leah Whitson bahkan menggambarkan rezimnya sebagai despotisme.
Pada awal 2020, tiga anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi, termasuk adik laki-laki Raja Salman,
ditangkap atas perintah Mohammed bin Salman tanpa alasan yang jelas.
Tiga orang itu adalah adik laki-laki Raja Salman Pangeran Ahmed bin Abdulaziz, mantan putra mahkota Mohammed bin Nayef,
dan sepupu putra mahkota Pangeran Nawaf bin Nayef.
Kabar tawaran pembelian Manchester United oleh konsorsium MBS
Konsorsium Arab Saudi pimpinan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhamed bin Salmen (MBS) di kabarkan telah menyampaikan tawaran pembelian Klub Liga Inggris, Manchester United (MU) dan Liverpool.
Dikutip SURYA dari Mirror.co.uk, konsorsium Arab Saudi telah menghubungi dan menyampaikan minat membelu kepada pemilik Manchster United (MU) dan Liverpool.
Konsorsium Arab Saudi tidak sendiri. Mereka mendapatkan saingan dari konsorsium Qatar.
Jika rencana ini berjalan mulus, warna Arab akan semakin terlihat di Liga Inggris. Sebelumnyam konsorsium Arab SaudiDana Investasi Publik (PIF) – dana kekayaan negara yang dikelola negara Arab Saudi di bawah pimpinan Pangeran Muhamed bin Salamn, telah membeli Newcastle pada Oktober 2021.
Rencana pembelian oleh Arab Saudi dan Qatar menimbulkan kekhawatiran penggemar Liverpool. Mereka khawatir, ada keterlibatan negara (Arab dan Qatar) dalam mengurus tim.
Apalagi setelah muncuk banyak kecaman terkait isu ham dalam Piala Dunia Qatar 2022 akibat larangan gay datang menonton. Juga pembatas hak-hak perempuan oleh kedua negara.
Dilaporkan Mirror.co.uk, konsorsium Arab dan konsorsium Qatar telah menghubungi direktur FSG Mike Gordon, yang juga salah satu direktur Liverpool, untuk mendaftarkan minat mereka. Gordon mendapat penjualan klub Merseyside.
Dikatakan bahwa kedua konsorsium adalah perusahaan milik swasta, namun itu tidak berarti kedua negara tidak akan terlibat. Tawaran Qatar dan Saudi dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan keluarga penguasa negara itu.
Menteri olahraga Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Turki Al-Faisal mengakui negara akan mendukung tawaran pengambilalihan untuk Liverpool dan rival Manchester United.
Setan Merah disiapkan untuk dijual oleh pemilik Glazers pada hari Selasa, meniru langkah pemilik Liverpool dibawah bendera Fenway Sports Group (FSG) pimpinann John W Henry.
“Dari sektor swasta, saya tidak bisa berbicara atas nama mereka, tapi ada banyak minat dan keinginan dan ada banyak gairah tentang sepak bola,” kata kepala Saudi kepada BBC Sport.
Ini adalah liga yang paling banyak ditonton di Saudi dan kawasan ini dan Anda memiliki banyak penggemar Liga Premier.
“Kami pasti akan mendukungnya jika ada sektor swasta [Saudi] yang masuk, karena kami tahu itu akan berdampak positif pada olahraga di dalam kerajaan.
Tetapi jika ada investor yang bersedia melakukannya dan jumlahnya bertambah, mengapa tidak?”
Tidak jelas bagaimana Arab Saudi atau Qatar akan mendukung konsorsium swasta ini.
Dalam kasus Newcastle, Dana Investasi Publik (PIF) – dana kekayaan negara yang dikelola negara Arab Saudi – memiliki 80 persen saham klub, yang merupakan saham pengendali.
Meskipun demikian, Liga Premier tidak menganggap Newcastle sebagai klub milik negara.
Mereka menerima “jaminan yang mengikat secara hukum” ini tidak terjadi ketika pengambilalihan itu selesai pada Oktober 2021.
Dengan demikian, situasi serupa dapat terjadi di Liverpool atau United.
Baik Liverpool dan United telah menarik minat dari tempat lain. Kabar lainnya, Jurgen Klopp telah melakukan pembicaraan dengan pembeli yang berbasis di AS.
Sementara orang terkaya Inggris Sir Jim Ratcliffe – yang memiliki klub Ligue 1 Nice – telah lama tertarik untuk mengakuisisi Setan Merah.
Forbes menilai Liverpool pada $4,45 miliar (£3,68 miliar) dan United pada $4,6 miliar (£3,8 miliar).
Ikuti dan Baca Berita Tribun Manado di Google News
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dan Surya.co.id