Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ) buka suara soal terbengkalainya program sewa sepeda atau bike sharing.
Ia pun menyarankan agar Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono mengganti program warisan Gubernur Anies Baswedan itu.
Pasalnya, kondisi sepeda-sepeda yang tersebar di beberapa titik itu kini sudah banyak yang tak layak pakai lagi.
“Bagus juga sih kalau Pemda DKI ada program bagi-bagi sepeda untuk warga kurang mampu,” ucapnya, Selasa (29/11/2022).
Dengan program ini, diharapkan masyarakat bisa mulai beralih menggunakan alat transportasi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Selain bisa mengurangi kemacetan, program ini juga diharapkan bisa menekan angka polusi udara di ibu kota.
Untuk program bike sharing, politikus senior ini menyebut, Heru Budi bisa menempatkannya di lokasi wisata.
Masyarakat pun diyakini bakal lebih meminati dibandingkan ditempatkan di pinggir-pinggir jalan.
“Usul saya, bike sharing taruh saja di tempat atau titik-titik wisata seperti Kota Tua, Monas, dan taman-taman kota yang besar karena yang banyak pakai adalah turis,” ucapnya.
Penjelasan Dishub DKI
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo meminta Gowes selaku operator layanan bike sharing untuk menarik sepeda sewa di Jakarta.
Sekiranya ada 33 titik layanan bike sharing yang dimintanya untuk dilakukan penarikan sepeda sewa.
“Untuk itu kami telah berkoordinasi dengan Gowes selaku operator sepeda sewa untuk menarik sepeda mereka pada 33 titik tambat,” ujarnya kepada wartawan, Senin (28/11/2022).
Kondisi memprihatinkan bike sharing yang ada dekat Halte Transjakarta Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (29/11/2022). (Dionisius Arya Bima Suci/TribunJakarta.com)
Syafrin menjelaskan, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada Gowes.
Sehingga operator layanan bike sharing ini tak mampu lagielanjutkan operasional sepeda sewa.
Oleh sebab itu, saat ini pihaknya tengah mencari investor untuk melanjutkan layanan bike sharing.
“Sebagai tindak lanjut Pergub 36 Tahun 2022, Dishub sebagai regulator mencoba mengembangkan dan menciptakan lingkungan ramah usaha dan daya saing bagi calon penyedia layanan sepeda sewa multioperator. Terkait hal ini kami telah melakukan sosialisasi kepada stakeholder termasuk calon operator yang memiliki potensi dalam penyelenggaraan sepeda sewa. Pada tanggal 22 November 2022, Dishub bersama dengan ITDP dan Jakarta Investment Center DPMPTSP telah menyelenggarakan Bike Sharing Summit sebagai bentuk percepatan penyelenggaraan sepeda sewa,” lanjutnya.
Terbengkalai Akibat Pendanaan
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo sebut layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing warisan Gubernur Anies Baswedan yang terbengkalai akibat masalah pendanaan.
Hal ini diutarakannya setelah menghadiri rapat pimpinan (Rapim) di Balai Kota DKI Jakarta.
“Nah kemudian dari hasil evaluasi rekan-rekan dari operator existing gowes itu kesulitan pendanaan, karena sekarang kan aplikasi mereka masih menggunakan 2G teknologi,” ucapnya di lokasi, Senin (28/11/2022).
Pasalnya, untuk melakukan pembaharuan teknologi memerlukan investor lebih dulu.
Kondisi memprihatinkan Bike Sharing di dekat halte Transjakarta Gelora Bunf Karno (GBK), Selasa (29/11/2022). (Dionisius Arya Bima Suci/TribunJakarta.com)
Oleh sebab itu, kata Syafrin, pihaknya tengah melakukan kordinasi untuk mencari operator yang ingin melanjutkan layanan bike sharing di ibu kota.
“Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dishub dengan terbitnya regulasi baru adalah tentu kita melakukan kordinasi dgn stakeholder dan juga sudah dilakukan yg namanya bike share sum (summit bike share) kemarin tanggal 22 November di mana ada beberapa operator yang berminat untuk masuk pengelolaan bike share di Jakarta dengan pola baru yang diatur dlm pergub tadi (Pergub Nomor 36 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Sepeda Terintegrasi Angkutan Umum Massal),” lanjutnya.
Diwartakan sebelumnya, layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing warisan Gubernur Anies Baswedan terbengkalai.
Kondisi sejumlah sepeda yang ada di sejumlah titik, seperti di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin hingga Taman Menteng pun kini tak terawat lagi.
Walau kini kondisinya sangat memprihatinkan, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku tak mengetahuinya.
“Masa iya? Saya belum tahu,” ucapnya saat ditemui di Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (25/11/2022).
Lantaran belum mengetahui hal tersebut, Heru mengaku bakal menanyakan hal ini kepada pihak Dinas Perhubungan (Dishub).
“Nanti saya cek,” ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, sepeda untuk layanan sewa berbagi sepeda atau bike sharing di sejumlah titik di Jakarta kini terbengkalai.
Salah satunya bike sharing di kawasan Taman Menteng, Jakarta Pusat. Sebanyak 12 unit sepeda diparkir dengan kondisi tak terawat.
Cat berwarna merah beberapa sepeda itu telah memudar akibat paparan sinar matahari hingga guyuran hujan.
Selain itu, bodi besi dari beberapa unit sepeda terlihat berkarat, semakin menandakan layanan bike sharing itu tidak terawat. Kulit jok sepeda juga terlihat telah robek.
Masyarakat yang berlalu lalang di kawasan Taman Menteng terlihat tidak tertarik menggunakan layanan bike sharing untuk bermobilitas di Ibu Kota.
Pengamat tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan, perlu adanya evaluasi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau dinas yang bertanggung jawab mengenai turunnya minat masyarakat pada layanan bike sharing.
“Harusnya dievaluasi kembali, kenapa dia tidak digunakan lagi atau penurunan fungsi atau fenomenanya saat ini telah berubah,” kata Yayat saat dikonfirmasi, Jumat (25/11/2022).
Menurut Yayat, saat pandemi Covid-19 pertengahan 2022, layanan bike sharing diminati masyarakat untuk bermobilitas atau sekadar berolahraga.
“Dulu waktu tinggi-tingginya Covid-19, orang-orang bike to work, orang-orang menggunakan sepeda untuk berolahraga agar sehat. Sekarang tekanan itu sudah enggak ada, jadi orang merasa itu sudah tidak penting lagi,” ungkap dia.
Yayat berujar, perlu peningkatan promosi layanan bike sharing agar masyarakat dapat kembali menggunakan sepeda sebagai sarana dalam bertransportasi.
“Evaluasinya atau juga motifnya diubah, jangan seperti itu-itu lagi, dibuat yang baru. Orang Indonesia kan mudah bosan,” ujar dia.
Tak hanya itu, Yayat menyarankan perlunya anggaran yang jelas dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki sepeda yang terbengkalai hingga sistem operasional bike sharing.
“Jadi anggarannya perlu dicermati, seharusnya dicek sumber masalahnya, misalnya karena kondisi sudah berubah,” ucap Yayat.
“Tapi pengalaman saya, kalau sudah di tingkat pelayanan dilaksanakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), biasa kendala ada di dana operasional. Jadi tidak terpelihara lagi, biasanya begitu banyak pelayanan yang tidak berjalan karena tidak ada pos penganggarannya,” sambung dia.
Untuk diketahui, masyarakat yang ingin menggunakan layanan bike sharing cukup mengunduh aplikasi GOWES di Play Store atau App Store.
Pengguna kemudian bisa mendaftar untuk menemukan titik parkir sepeda.
Dari aplikasi, pengguna bisa memindai QR code yang terletak di bagian belakang sepeda agar kuncinya terbuka dan sepeda bisa digunakan.