Dari ,Gunung, Paku Latimojong Pulau Sulawesi Kami Berguru
Oleh Zakir Sabara HW, Volunteer dan Guru Besar UMI Makassar
TRIBUNTORAJA.COM - BENCANA itu tak direncana.
Namun kala bencana datang, memilah, dan mengeksekusi rencana butuh pengalaman lapangan.
Keteladanan, keyakinan, dan doa seorang pemimpin juga jadi faktor penentu.
Dan tentu saja, ladership (kepemimpinan) dan Robust Decision Making (Pengambilan Keputusan yang Tangguh) jadi core value penanganan darurat bencana.
Dari Posko Utama Bencana Sulsel di Lapangan Andi Djemma, Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sekitar 374 km tenggara Kota Makassar, kami melihat, mendengar dan merasakan dinamika yang terjadi.
Rentetan bencana hydrometrologi (hujan deras, tanah longsor, dan angin puting beliung) yang menerjang 9 kabupaten di Sulsel, awal Mei ini, adalah duka kita semua
Hingga 12 Mei 2024, BPBD Sulsel mencatat 13 korban jiwa, 500 korban luka, dan ribuan warga dilaporkan masih di pengungsian.
Bersama Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun; Kapolda Sulsel, Irjen Andi Rian Djajadi; memonitoring operasi kemanusiaan TNI-Polri dan BPDB Pemprov bersama semua unsur terlibat.
Dalam misi ini, Kapolda Sulsel didampingi lima perwira utama polda berpangkat komisaris besar polisi.
Mereka adalah Dansat Brimob Polda Sulsel, Kombes Heru Novianto; Direskrimsus Polda Sulsel, Kombes Helmy Kwarta Kusuma Putra Rauf; Dirintelkam Polda Sulsel, Kombes Hajat Mabrur Bujangga; Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Zulham Effendi; dan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Didik Supranoto.
Beberapa jam pasca kejadian, Jumat (3/5/2024) malam lalu, di Malili Luwu Timur saat masih melakukan kunjungan kerja, Andi Rian Djajadi mulai mengolah, menganalisa data, dan kondisi lapangan dari 9 kapolres di wilayah bencana.
Analisa sementara saat itu, disimpulkan tiga daerah paling darurat bencana; Latimojong (Luwu), Siwa (Wajo), dan Pituriawa (Sidrap).
Keputusannya: Kabupaten Luwu terparah. Ketiga pemimpin tertinggi lintas instansi ini sepakat membuka posko Induk di Belopa.
Dan memerintahkan helikopter Polda terbang pagi dari Makassar ke Luwu, sekaligus memantau dari udara jalur Sidrap-Wajo-Belopa-Latimojong yang sangat terdampak.
Keputusan itu, bukan tiba-tiba. Andi Rian Djajadi, Bahtiar Baharuddin, serta Bobby Rinal Makmun menjadikan Belopa posko induk siaga bencana Sulawesi Selatan, merujuk dari rangkaian pengalaman mereka dalam berbagai operasi kemanusiaan.
Operasi kemanusiaan dua bencana skala nasional dua dekade terakhir; Tsunami Aceh dan Gempa Sumut (2004), dan kebakaran 24 ribu hektar hutan di Kalimantan Selatan (Kalsel, Juli-Oktober 2023) juga menjadi rujukan utama Forkopimda tersebut.
Cerita Andi Rian, saat itu, Kota Medan Sumatera Utara, diputuskan jadi markas daerah operasi kemanusiaan. Di tsunami Aceh, di sana belajar pentingnya ketenangan dalam komunikasi dan koordinasi di masa darurat.
Sementara dari bencana Kahutla Kalimantan Selatan, pelajaran kedua adalah data akurat, pemetaan dan pasokan logistik dan mitigasi."
Pangalaman dan leadership di dua rangkaian bencana skala nasional, diterapkan saat operasi kemanusiaan di bencana hydrometrologi Sulsel awal Mei 2024 ini.
PELAJARAN selanjutnya bagaimana pemimpin Sulsel ini memberi pemahaman kepada kami bagaimana memahami tentang SOP kerja institusi lain, karakter pimpinan dan manajemen logistik bencana
Contoh; saat mendapat data akurat kondisi terkini dari lokasi bencana, langsung memerintahkan operasi udara dengan heli dari Makassar.
Juga dalam waktu bersamaan, avtur, makanan, truk tanki air bersih, penyulingan air bersih, pompa dan pipa air, tenda, genset, telepon satelit, dan kebutuhan mendesak lainnya termasuk koordinasi lintas sektoral untuk membuka akses darat diperintahkan dan dieksekusi dalam tempo bersamaan dan sesingkat-singkatnya.
Peran sangat penting tersebut diberikan tanggungjawab kepada PJU Polda yang hadir bersama dalam operasi kemanusiaan ini.
Dari Makassar misalnya, untuk operasi dua heli milik TNI AU dan Polda, sudah dibarengi dengan 5 ton avtur.
Bantuan udara helikopter menjadi sangat vital sebab ada sekitar 3500 warga dari 16 desa di Pegunungan Latimojong yang masih terisolir pasca-tertutupnya jalur darat dari arah Belopa maupun dari arah Palopo ke pegunungan Latimojong (3.478 Mdpl)
Curah hujan tinggi di kawasan pegunungan inilah jadi pemicu tanah longsor di 5 kabupaten di kakinya; Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap dan sebagian di perbatasan highland Palopo-Toraja.
Ditengah keterbatasan helikopter, dan ribuan warga masih terisolasi di kaki Gunung Latimojong, Tridente Forkopimda Sulsel (Bahtiar Baharuddin, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi dan Bobby Rinal Makmum) ini mengambil keputusan penting untuk membuka posko bantuan di Pajang Pusat Kecamatan Latimojong di Wilayah Pegunungan.
Sekaligus menempatkan 2 peleton TNI-Polri, dengan tugas khusus melakukan evakuasi dan penyisiran di kampung-kampung di kaki Gunung Latimojong, serta melakukan identifikasi kebutuhan mendesak ribuan warga.
Dari data mereka inilah sehingga skala prioritas emergency evakuasi dan droping bantuan dilakukan dari Belopa.
Itulah pelajaran kepemimpinan sekaligus mengasah insting kemanusiaan dan bagaimana kami kian meyakini keberuntungan dan doa.
*) TRIDENTE
Di tengah hiruk pikuk regu penyelamat melakukan evakuasi dan menyalurkan bantuan. Tiga orang pucuk pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulsel, juga jadi perhatian kami dan publik.
Bak tombak trisula, Irjen Pol Andi Rian, Bahtiar Baharuddin dan Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum, tanpa rasa lelah terus menjalin kolaborasi lintas sektor dalam percepatan penanganan bencana ini.
Kehadiran TRIDENTE ini, juga mempercepat penanganan berbagai masalah pasca bencana, sekaligus berkah tersendiri dan spirit luar biasa bagi seluruh yang terlibat untuk terus bergerak melalukan proses evakuasi dan penyaluran bantuan.
Sekedar informasi, sejak hari pertama sampai hari ke enam pasca bencana, kehadiran helikopter TNI AU dan Polri menjadi satu satunya sarana angkutan yang bisa mengakses banyaknya daerah terisolasi di Pegunungan Latimojong.
Inilah catatan kecil dan pelajaran berharga dari Tridente Forkopimda Sulsel di Medan Bencana.
(*)