Jurnalis BBC News Indonesia, Raja Eben Lumbanrau (kanan) memperoleh penghargaan HWPA 2023 kategori jurnalis/media yang secara simbolis diberikan Menlu Retno Marsudi.
BBC News Indonesia menyabet penghargaan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award untuk keempat kalinya, Jumat (26/04/2024). Penghargaan kali ini diberikan kepada jurnalis Raja Eben Lumbanrau yang mengungkap praktik tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa para pekerja migran Indonesia asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
HWPA merupakan penghargaan yang diberikan kepada individu dan entitas/organisasi yang dianggap ikut serta dalam melakukan pengawasan terhadap pelbagai kegiatan yang dilakukan Kemenlu dalam memberikan pelayanan dan pelindungan.
Berdasarkan keterangan dari Kemlu, penyelenggaraan Hassan Wirajuda Perlindungan Award telah dilaksanakan sejak 2015. Penghargaan diberikan seiring dengan penempatan topik Perlindungan WNI sebagai salah satu prioritas kebijakan luar negeri Indonesia sebagaimana tertuang dalam butir pertama agenda “Nawa Cita” yang diusung oleh Presiden Jokowi.
Kementerian Luar Negeri juga menjadikan perlindungan WNI sebagai salah satu dari empat prioritas politik luar negeri selain melindungi kedaulatan bangsa, memajukan diplomasi ekonomi, dan peningkatan kerja sama regional dan internasional, tulis keterangan Kemenlu.
Para penerima HWPA, pada Jumat (26/04).
“Saya terkejut dan bangga menjadi peraih penghargaan HWPA,” kata Raja Eben pada malam penghargaan HWPA 2023 yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Liputan Raja Eben yang memenangkan kategori jurnalis/media mengungkap praktik tindak pidana perdagangan orang yang menimpa para pekerja migran Indonesia asal NTT yang bekerja secara non-prosedural di Malaysia.
Di antara para pekerja migran tersebut, tidak sedikit yang pulang ke kampung halaman dalam kondisi tidak bernyawa. Bahkan, rata-rata satu hingga dua jenazah pekerja migran kembali ke NTT dalam peti mati setiap pekan.
Sekelompok aktivis gereja kemudian berupaya ‘menghidupkan dan menyuarakan jeritan’ para pekerja migran tersebut.
“Kisah ini tentang sekelompok aktivis gereja di NTT seperti Suster Laurentina dan Pendeta Emmy yang melayani WNI dari Malaysia yang pulang dalam peti mati,” kata Raja Eben.
“Mereka membantu mengurus kepulangan dari negara lain hingga ke Kupang NTT, mendoakan hingga mengantarkan jenazah ke kampung halaman”,” sambungnya.
Dalam Hasan Wirajuda Perlindungan Award ini, salah satu narasumber yang menjadi liputan Raja Eben yaitu Suster Laurentina dari Organisasi Kesusteran di Kupang, NTT memperoleh penghargaan kategori Masyarakat Madani.
Liputan selengkapnya bisa Anda simak di sini:
- Pasukan gereja yang ‘menghidupkan dan menyuarakan jeritan’ jenazah pekerja migran NTT non-prosedural yang meninggal di Malaysia – satu hingga dua peti mayat per pekan
Adegan dramatis dalam pemulangan jenazah pekerja migran non-prosedural di NTT.
“Saya berharap agar cerita ini menginsipirasi masyarakat tentang dampak bahaya dari TPPO/human trafficking dan meningkatkan kepedulian pemerintah untuk meminimalisir TPPO ke luar negeri,” tambah Raja Eben.
Raja Eben juga tekun mendalami isu-isu terkait pekerja migran lainnya, seperti pelarungan jenazah anak buah kapal Indonesia di kapal ikan asing, pekerja migran Mariance mencari keadilan dan Suster Kargo serta penyelundupan pekerja migran Indonesia.
“Investigasi Eben yang mendalam dan humanis membuat isu perlindungan migran mendapat perhatian masyarakat,” ungkap pernyataan Kemlu.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat penyampaian pernyataan di malam penghargaan HWPA 2023.
“Saya berterima kepada penulis, kepada jurnalis profesional yang telah menyuguhkan karya yang bernas dan imparsial… Kerja Ibu/Bapak penerima HWPA 2023, memotivasi kita semua untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa,” kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam pernyataannya.
Penghargaan ini merupakan penghargaan yang keempat bagi BBC News Indonesia.
Jurnalis BBC News Indonesia yang pernah memperoleh penghargaan bergengsi ini adalah Jerome Wirawan (2016), Rohmatin Bonasir (2017) dan Abraham Utama (2020).
Selama delapan kali penyelenggaraan HWPA sejak 2015 sampai dengan 2022 telah diberikan sebanyak 155 penghargaan yang terdiri dari 82 individu dan 56 entitas/organisasi.
Jumlah penerima HWPA setiap tahunnya, mencakup 13 penerima pada tahun 2015, 17 penerima pada tahun 2016, 18 penerima pada tahun 2017, 19 penerima pada tahun 2018, 17 penerima pada tahun 2019, 23 penerima pada tahun 2020, 26 penerima pada tahun 2021, dan 22 penerima pada tahun 2022.
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII