Migrasi Bisnis Ritel Standard Chartered Masih Jalan, Ini Jurus Bank Danamon ke Depan

Migrasi Bisnis Ritel Standard Chartered Masih Jalan, Ini Jurus Bank Danamon ke Depan

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) saat ini masih dalam proses penyelesaian migrasi bisnis ritel konsumen Standard Chartered Indonesia yang akan diakuisisi oleh Danamon.

Direktur Enterprise Banking and Financial Institution Bank Danamon, Thomas Sudarma mengatakan proses migrasi bisnis ritel konsumen Standard Chartered Indonesia ke Bank Danamon tersebut akan membuat aset dan liabilitas bank akan meningkat. Alhasil ini akan memperkuat bisnis ritel konsumen Bank Danamon ke depannya.

“Kami belum bisa kasih tahu rinciannya bagaimana, tapi semuanya masih on track, masih tetap on schedule untuk target rampung akuisisi. Ada bagian yang akuisisi financing, potensinya akan meningkat dari sisi aset dan liabilitas, tapi kecil sih,” kata dia.

Selanjutnya, Thomas menyebut strategi ke depan Bank Danamon agar dapat bersaing di industri perbankan yakni dengan didukung oleh ekosistem Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) yang tersebar di dunia. Alhasil pihaknya tetap optimis pada pertumbuhan bisnis bank di tahun mendatang.

Selain ke segmen korporasi, Bank Danamon juga menyalurkan pembiayaan ke segmen komersial dan UMKM, pasalnya dari satu perusahaan besar, para UMKM juga ikut mencicipi akses pembiayaan yang diberikan oleh bank.

“Kami juga banyak salurkan pembiayaan ke segmen komersial dan UMKM, dari satu perusahaan besar, kita bisa dapat 8 UMKM yang jadi distributornya, dan kami happy dengan kreditnya, karena mereka dapat pembiayaannya dari perusahaan besarnya, yang sudah jadi klien MUFG,” jelas Thomas.

Thomas juga mengatakan dari sisi kredit, Bank Danamon tetap bertumbuh selama tiga tahun terakhir.

“Kami masih optimis kredit akan tetap tumbuh sesuai dengan pendanaan yang kami punya, masih lumayan untuk yang tiga tahun terakhir tumbuhnya,” kata dia kepada Kontan, Selasa (21/11).

Thomas lebih lanjut menyebut pihaknya akan tetap menjaga pertumbuhan tersebut di tahun mendatang, dia bilang “Tahun depan target kami tumbuh dua digit (Kredit)”.

Adapun untuk sektor prioritas yang dibidik oleh Bank Danamon dalam penyaluran kreditnya yakni seperti sektor properti dan real estate, automotif, fast moving consumer goods (FMCG) hingga financial service.

Thomas mengatakan ekosistem MUFG, menjadi strategi sinergi Bank Danamon dalam menjalin kolaborasi dengan para nasabah korporasi, sehingga bank dapat terhubung dengan banyak klien dari eksositem MUFG.

Meskipun memanfaatkan ekosistem dari MUFG yang tersebar di berbagai negara, namun Thomas bilang Bank Danamon tetap memiliki porsi pembiayaan yang besar kepada perusahaan lokal dalam negeri.

“Perusahaan dari luar itu hanya sedikit kalau dibandingkan akuisisinya dengan perusahaan lokal, Jadi kita dekati mereka, nanti mereka punya ekosistem yang besar dengan perusahaan di dalam negeri juga banyak sekali,” jelas Thomas.

Thomas mencontohkan, dari 40 perusahaan luar negeri dapat menghubungkan dengan 300 perusahaan lokal, baik tingkat multinasional maupun perusahaan menengah.

Di sisi lain dari segmen green financing Bank Danamon, Thomas mengatakan pertumbuhannya tumbuh pesat.

“Porsinya sekitar 10% (dari total kredit) untuk green financing, dan lumayan tumbuh pesat, tumbuhnya sangat banyak, ini prioritas utama kami. FUMG juga kita membantu, mereka sering datang ke Jakarta untuk membawa klien-klien, secara teknikal dan identifikasi apa yang bisa menjadi green financing, ada standar internasional, itu lebih ketat biasanya,” jelas Thomas.